hari ini aku melihatmu, seperti sekian tahun yang lalu, caraku memperhatikanmu masih sama,
Lelakiku,
melihatmu berdiri dsana, jantungku meloncat loncat kesetanan. Jas hitam
yang melekat pada ragamu tak jauh berbeda dengan jas jas hitam yang
melekat pada raga orang2 disekitarku. Tapi kau nampak memesona. Bibir
ini tak pernah lelah menebar senyum, aku tau ini adalah hari terbaik
yang telah kau nanti2kan. Dan inilah ujung dari setiap penantian para
kekasih.
Lelakiku, hari ini kau berdiri dsana. Gugup.
Tampak sama seperti saat pertama kau berdiri di depan kelas,
menantikanku xg berbalut putih abu”. seperti kuas yang melayang” dengan
indahnya diatas kanvas, Tangis dan tawa masa sekolah mewarnai kisah kita
:)
Lelakiku, apakah kau sudah bosan menunggu? Aku lihat
kakimu mulai kau hentakkan kecil”. Persis sama ketika pertama kau
berdiri didepan tempat kosku, menungguku berdandan. Hari itu aku
terlambat bangun dan rambutku sangat berantakan. Kau harus terlambat 30
menit untuk kuliah pertamamu. Terimakasih sayang :*
Lelakiku,
apa kau mulai tak sabar? Berkali kali kau melihat jam ditangan kirimu.
Seperti 2 tahun yang lalu, saat kau berdiri didepan rumah baruku,
menjemputku untuk bekerja pada hari pertama. Berkali kali kau katakan
bahwa bekerja itu penting. tapi Kau sendiri bolos hari itu.
Lelakiku,
kulihat kau mulai muram. Apa Kau sudah tak tahan dengan penantian yang
amat panjang ini. Ini adalah hari terpenting untukmu. Kau harus
bersabar. Lelaki tua didepanmu menenangkanmu. Aku tak mendengar apa yang
ia katakan, tapi beberapa kata dari bibirnya sudah mampu menyihirmu
untuk kembali tenang.
Lelakiku, kau yang berdiri disana
masih sama seperti kau yang berdiri di depan kelas, didepan rumah kos,
dan didepan rumah baruku. Namun ada satu hal yang membuatnya menjadi
satu hal yang amat berbeda.
Lelakiku, kulihat kau mulai
tersenyum, penantianmu sudah terpenuhi, seperti saat dulu, ketika aku
muncul dengan raut polosku dr balik pintu. Kini kaupun melakukannya,
dengan senyum dan raga yang sama. Namun bukan untukku. Gadis berkerudung
putih itu dikamit tangannya oleh ayahmu. Ia berjalan kearahmu bak ratu
merpati. Melewati teman”mu. Keluargamu. melewati aku. Ia menebarkan
senyumnya. ia adalah ratu dalam ruangan ini. Dan kaulah pemiliknya.
Lelakiku, 1 tahun yang lalu kau memutuskan pergi, meninggalkanku demi mencintai gadis yang kini berdiri dsampingmu.
Lelakiku,
seandainya kamu tahu, hatiku mati. Ia tak lagi merasakan nyeri saat
melihat kalian berikrar. Padahal ia masih memegang teguh ikrarmu
padanya. Telinga yang dulu terbiasa mendengar ungkapan cinta dan setiamu
telah rusak, ia tetap setia mendengarkan ketika kalian saling berkata
“ya, saya sanggup” Dan lagi apa km tahu, kedua mataku juga sudah menjadi
mayat, mereka tak lagi bisa mengalirkan air mata, bahkan saat melihatmu
mencium gadis yang menggantikan aku.
Lelakiku, selamat untuk pernikahanmu.
aku suka beudd cerita ini.....nice writing orin....oooooooooooooooooo
ReplyDeletehahahha :P makasiiaah :D
Delete