Friday, March 9, 2012

tentang kamu, lelakiku

hari ini aku melihatmu, seperti sekian tahun yang lalu, caraku memperhatikanmu masih sama,
Lelakiku, melihatmu berdiri dsana, jantungku meloncat loncat kesetanan. Jas hitam yang melekat pada ragamu tak jauh berbeda dengan jas jas hitam yang melekat pada raga orang2 disekitarku. Tapi kau nampak memesona. Bibir ini tak pernah lelah menebar senyum, aku tau ini adalah hari terbaik yang telah kau nanti2kan. Dan inilah ujung dari setiap penantian para kekasih.

Lelakiku, hari ini kau berdiri dsana. Gugup. Tampak sama seperti saat pertama kau berdiri di depan kelas, menantikanku xg berbalut putih abu”. seperti kuas yang melayang” dengan indahnya diatas kanvas, Tangis dan tawa masa sekolah mewarnai kisah kita :)

Lelakiku, apakah kau sudah bosan menunggu? Aku lihat kakimu mulai kau hentakkan kecil”. Persis sama ketika pertama kau berdiri didepan tempat kosku, menungguku berdandan. Hari itu aku terlambat bangun dan rambutku sangat berantakan. Kau harus terlambat 30 menit untuk kuliah pertamamu. Terimakasih sayang :*

Lelakiku, apa kau mulai tak sabar? Berkali kali kau melihat jam ditangan kirimu. Seperti 2 tahun yang lalu, saat kau berdiri didepan rumah baruku, menjemputku untuk bekerja pada hari pertama. Berkali kali kau katakan bahwa bekerja itu penting. tapi Kau sendiri bolos hari itu.

Lelakiku, kulihat kau mulai muram. Apa Kau sudah tak tahan dengan penantian yang amat panjang ini. Ini adalah hari terpenting untukmu. Kau harus bersabar. Lelaki tua didepanmu menenangkanmu. Aku tak mendengar apa yang ia katakan, tapi beberapa kata dari bibirnya sudah mampu menyihirmu untuk kembali tenang.

Lelakiku, kau yang berdiri disana masih sama seperti kau yang berdiri di depan kelas, didepan rumah kos, dan didepan rumah baruku. Namun ada satu hal yang membuatnya menjadi satu hal yang amat berbeda.

Lelakiku, kulihat kau mulai tersenyum, penantianmu sudah terpenuhi, seperti saat dulu, ketika aku muncul dengan raut polosku dr balik pintu. Kini kaupun melakukannya, dengan senyum dan raga yang sama. Namun bukan untukku. Gadis berkerudung putih itu dikamit tangannya oleh ayahmu. Ia berjalan kearahmu bak ratu merpati. Melewati teman”mu. Keluargamu. melewati aku. Ia menebarkan senyumnya. ia adalah ratu dalam ruangan ini. Dan kaulah pemiliknya.

Lelakiku, 1 tahun yang lalu kau memutuskan pergi, meninggalkanku demi mencintai gadis yang kini berdiri dsampingmu.

Lelakiku, seandainya kamu tahu, hatiku mati. Ia tak lagi merasakan nyeri saat melihat kalian berikrar. Padahal ia masih memegang teguh ikrarmu padanya. Telinga yang dulu terbiasa mendengar ungkapan cinta dan setiamu telah rusak, ia tetap setia mendengarkan ketika kalian saling berkata “ya, saya sanggup” Dan lagi apa km tahu, kedua mataku juga sudah menjadi mayat, mereka tak lagi bisa mengalirkan air mata, bahkan saat melihatmu mencium gadis yang menggantikan aku.

Lelakiku, selamat untuk pernikahanmu.

2 comments: