Lantunan lagu ini menghempaskan jiwaku pada ribuan hari
yang lalu. Saat tawa masih milik kami, dan tangis tak begitu akrab dengan
hidupku. Sebentuk senyuman terukir pada bibirku, saat fikiran ini mengembara,
mengenang sebuah hari ketika malaikat-malaikat cinta Tuhan memanahkan panah
asmaranya padaku dan dia. Hanya kami.
Aku masih bisa mendengarnya. Suaranya yang bergetar
menyapaku untuk kali pertama. Aku sungguh masih mengingat dengan jelas wajah
rupawannya yang memerah saat mengakui perasaannya. Kekasihku, aku masih
merasakannya. Debar jantung yang mungkin sudah kau lupakan. Kegirangan yang
menyelimuti jiwaku saat kau mencintaiku.
Tawa dan kebahagiaan datang silih berganti. Cinta,
kenapa kau begitu indah untukku dan dirinya kala itu. Membuatku lupa daratan. Membuatku
mencintainya terlalu dalam. Membuatku terbuai antara batas impian dan khayalan
yang semakin membiusku untuk semakin jatuh dalam pesonanya.
Cinta, apakah ini karenamu? Aku menjadi begitu
mengenalnya. Mengerti setiap gerak tubuh yang ia lakukan. Apa yang ia inginkan.
Apa yang sebenarnya ia rasakan. Bahkan tanpa ia menunjukkan padaku, aku mampu
merasakannya. Jantung hatiku, ia sedang jenuh padaku. Pada malaikat manjanya.
Jika aku bisa meminta pada Tuhan, aku tidak ingin
memahaminya terlalu jelas seperti iui. Cinta apakah kamu tau, karenamu aku
begitu merasakannya. Perubahan-perubahan kecil yang mengurangi cintanya padaku.
Aku ingin menjadi buta. Ketika aku terpaksa memergokinya memandangi seorang
jelita. Aku ingin menjadi tuli ketika ia tengah membicarakan jelita yang baru. Aku
ingin menangis setiap kali ia kehilangan konsentrasinnya saat bersamaku karena
jelita itu datang padanya.
Cinta, kau bilang kau abadi, dan kau hanya untukku
dan dia, Apakah kau menipuku? Ketika kutemukan ada peran lain diantara kami.
Cinta, masihkah kau ada diantara kami ketika peran itu mulai menggusurku
semakin jauh?
asyik tulisanya lanjutkan rin orin ha ha ha asyik cinta.....la la la
ReplyDeletecinta ada apa dengan cinta :)
ReplyDelete