Ini
semua tentang kamu. Ya. kamu yang hidup bersamaku beberapa tahun yang lalu.
Kamu yang berdampingan denganku saat ak menangis dan tertawa. Ya, kamu. Kamu
yang meninggalkanku saat ak tak punya siapa” lagi untuk sekedar bercerita.
Aku
mengenalmu saat usiaku menginjak belasan tahun. Kau memanggilku EL. Dan ak
memanggilmu, tampan. Kau dan aku bukanlah pasangan kekasih. Kau adalah hidupku,
dan aku adalah hidupmu, begitulah yang kutahu tentang kita.
Kau
datang saat semua orang pergi. Kau menggenggam tanganku saat semua orang
mendorongku untuk jatuh. Aku yang rapuh mulai bergantung padamu, Lalu bagaimana
mungkin bisa aku memaafkanmu bila janji yang kau ikrarkan dihadapan semua orang
telah kau lupakan begitu saja.
Tampan,
kau bilang kisah cinta itu tak akan berakhir. Bagaimana mungkin ini akan
berakhir jika kita saja belum memulainya. Aku faham maksudmu, saat kau
mengatakan bahwa ada gadis yang kau sukai. Aku marah. Dan aku mulai membanting
semua barang yang kau berikan. Kau bertanya ada apa. Tampan, apakah kau buta?
Aku mencintaimu. Dengan semua
keterbatasan yang diberikan Tuhan padaku, aku masih manusia. Dan cinta itu
milik semua manusia.
Kau
bilang gadis itu seharusnya berada diantara kita, agar kau lebih mudah
mendekatinya. Tampan, gadis itu benar” berada diantara kita. Tapi ia
menghalangi aku untuk bersamamu. Tapi Kau
berikan hatimu padanya. Kau mencintainya.
Suatu
hari kau datang padaku. Mengatakan bahwa gadis yang kau beri hati itu tidak
mencintaimu. Kau menjadi rapuh. Dan hidupmu perlahan lahan mati. Tampan. Aku
masih mencintaimu. Bahkan sampai ak menemukanmu menyayati tubuhmu, mencoba
menuliskan nama gadis jahannam yang mencuri hatimu. Aku masih mencintaimu
ketika aku melihatmu meminum obat obatan terlarang, demi mendapatkan halusinasi
tentang dia. Gadis jelita yang tidak memilihmu.
Aku
merasa begitu naïf, mengharapkan kau akan berpaling dan menatapku. Hanya aku.
Karena aku mulai sadar. Hatimu telah termiliki, dan itu bukan olehku.
Tampan,
apa yang harus ku lakukan, gadis itu. Ya, gadis yang kau dambakan itu datang
padaku. Ia mengatakan ia menyukaiku. Ia katakan dengan jelas bahwa ia
mencintaiku. Tampan, aku tau kau melihat kejadian ini. Aku tau nyala matamu
saat melihat ia datang telah padam oleh ucapannya. Kau beranjak, dan aku tak pernah
melihatmu menengok lagi.
Tampan,
aku masih mencintaimu, bahkan ketika aku menemukanmu tergantung ditengah kamarmu.
Asal kau tau. Aku terlalu sakit untuk sekedar menangisimu. Aku lebih memilih
untuk menyusulmu. Tapi Kemudian aku sadar. Bahkan aku matipun kau tak akan
memilihku. Karena aku bukan dia. Ataupun bagian dari mereka. Aku adalah laki
laki yang mencintaimu, entah sampai kapan.
Sahabatmu,
Gabriel
ceritanya bagus rin :)
ReplyDeletehehe :) makasiih :P
Deletemaho tah iki ceritane ? -_-"
ReplyDeletehehehe, tapi judulnya tetap c i n t a :')
ReplyDelete